Di Balik Slogan “Kebaikan Alam”


Kebaikan alam untuk kehidupan kita. Slogan ini begitu populer. Salah satu penyebabnya, itu digunakan untuk mengiklankan berbagai produk yang berusaha mengikuti trend kembali ke alam maupun konsep “go green”.

Sekilas, sepertinya tidak ada yang bermasalah dengan slogan itu. Bahkan terdengar bagus, dan terkesan mengajak untuk peduli dan memelihara lingkungan hidup. Akan tetapi, bila dicermati, slogan “kebaikan alam”, ternyata memiliki makna lain yang berbahaya.

Bukankah semua yang di alam adalah ciptaan Allah dan karunia-Nya? Karena itu, segala “kebaikan alam”, pada dasarnya adalah kebaikan atau karunia dari Allah l. Slogan kebaikan alam, seolah-olah menegaskan kalau alam itu berdiri sendiri. Seperti teori Darwin, yang menyatakan semua makhluk hidup itu tercipta dengan sendirinya, bahkan secara kebetulan. Tanpa ada Sang Pencipta.

Demikian pula ungkapan, “alam sedang murka” atau “kemurkaan alam” manakala terjadi bencana. Seolah-olah, ucapan atau ungkapan ini meniadakan eksistensi Sang Pencipta. Meniadakan konsep takdir, bahwa semua itu terjadi karena kehendak-Nya. Yang Maha Baik dan pemberi karunia, adalah Allah ta’ala. Pun yang menggerakkan alam untuk menguji atau mengazab manusia dengan berbagai bencana.

Allah ta’ala berfirman,
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus: 107)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"