JALAN KEBAHAGIAAN DIDUNIA DAN AKHERAT


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Setiap insan mana yang tak ingin menjalani kehidupan didunia ini dengan kebahagiaan,tanpa kesedihan maupun segala derita dunia yang menyesakkan...?
Tentunya semua menginginkannya,hidup dalam kedamaian,jalinan persaudaraan,kekerabatan,keakraban,dan penuh dengan sukacita.

Bahwa pada awalnya dunia ini kosong lalu Allah menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, membuktikan bahwa Allah Maha Besar dan Maha Kuasa. Semua itu dapat tercipta dari daya cipta Tuhan sendiri atau sifat Allah sendiri yang Pemurah, Pengasih lagi Penyayang (Ar Rakhman , Ar Rakhiim). 
Manusia adalah ciptaan  Allah yang paling sempurna karena Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya dan manusia ditempatkan untuk berkuasa atas seluruh bumi dan isinya.

Manusia terbentuk dari debu tanah yang kemudian menjadi daging dan darah, sedangkan nafas kehidupan yang dihembuskan Allah menjadi Roh dalam tubuh manusia. Daging bisa hancur dan kembali ke asalnya
menjadi debu tanah ketika manusia itu mati dan dikuburkan, tetapi roh tetap ada dan kembali kepada yang menghembuskannya yaitu Allah.

Manusia diciptakan menurut gambar Allah mempunyai makna bahwa manusia dikaruniai daya cipta seperti Allah. Karena manusia mewarisi sifat Allah Yang Maha Pencipta maka dengan Daya Ciptanya dan kekuatan Roh Allah di dalam manusia, ia dapat menciptakan segala sesuatu sehingga dapat terwujud.

Semua itu dapat terjadi karena pada dasarnya manusia dibekali oleh Allah dengan segala  macam zat yang daya-dayanya dapat digerakkan sebagai daya spiritual. 
Kesemua daya tersebut dapat digerakkan sesuai sifatnya dengan syarat manusia tersebut harus membawakan sifat Allah yang Pemurah,Pengasih dan Penyayang. Dari sini juga awal dari perkataan Kun Fa Yakuun yang artinya yang terucap maka jadi dan terwujud.

Daya cipta inilah hal yang paling menonjol diwariskan oleh Allah kepada manusia, oleh karena itu jika menggunakan daya ciptanya manusia jangan lupa kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Sayangnya manusia seringkali mempergunakan daya ciptanya untuk hal-hal negatif yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah. 
Hal-hal negatif tersebut terbentuk karena manusia dibekali Nafsu Daging dan Nafsu Darah. 

Tindakan negatif yang sering dilakukan MANUSIA :

1. Kejahatan fisik yang nyata :

-Membunuh.
-Mencuri.
-Menipu.
-Memfitnah.
- Dan lain sebagainya.

2. Kejahatan ghaib yang tidak tampak secara nyata :

-Melakukan wirid horizontal yaitu mempergunakan ayat-ayat suci Al-Quran yang diarahkan langsung kepada orang yang dituju agar tujuan nafsu pribadinya dapat terwujud. Padahal Firman Allah itu diturunkan kepada manusia dengan tujuan untuk kebaikan.

-Menggerakkan roh halus / melakukan praktek dukun / meminta kepada dukun untuk berbuat sesuai dengan nafsu dunia dengan cara menggunakan daya cipta pikirannya dan membacakan mantra-mantra untuk menggerakkan roh halus agar tujuan nafsu pribadinya terwujud.
Roh halus adalah roh-roh yang bergentayangan di bawah atau yang disebut alam roh dan sering terlihat oleh manusia.

- Ilmu Black Magic atau sihir yaitu menggunakan kekuatan Nur (Roh Allah) dan Daya Cipta fikirannya ditambah dengan mantra-mantra agar tujuan nafsu pribadinya terwujud.

Semua tindakan tadi merupakan sebagian kecil contoh dari tindakan negatif manusia yang dapat mengakibatkan sakit pada orang yang melakukannya dan jika orang yang dituju tidak mempunyai bentengan
iman yang kuat maka dapat berakibat fatal. 
Orang yang melakukan tindakan tadi juga akan menerima hukumannya dari Tuhan sebagai akibat dari tindakannya itu.

Hidup dikuasai nafsu berarti hidup dikuasai dosa dan upah dosa adalah kebinasaan, kondisi jiwanya tidak tenang, selalu tidak puas dan suasana hati selalu panas. Allah mengajarkan kepada kita agar dalam hidup selalu membawakan cinta kasih, menjaga keluhuran budi dan dan kelurusan di jalan Allah; agar kita terhindar dari dosa dan kebinasaan.


Manusia merupakan makhluk :

1. Ciptaan Tuhan yang paling sempurna di antara semua mahluk.
2. Microcosmos (Jagad Alit = Bawono Alit) yang sempurna dari Macrocosmos (Jagad Ageng = Bawono Ageng).
3. Kerajaan Allah dalam bentuk kecil.
4. Perwujudan dari keindahan Tuhan yang sangat indah.
5. Khalifah Tuhan yang Kuasa (sebagai Utusan) tetapi tidak Maha Kuasa (bukan Tuhan).


Allah SWT telah menurunkan Al-Kitab sebagai bimbingan hidup untuk mencari si pemimpin hidup yang sebenarnya. Yang dicari dalam Kitab-Kitab Suci adalah mencari Tuhan dalam diri manusia (Sejatining Ingsun Yo Sejatining Siro = Sejatinya Aku adalah juga sejatimu).

Dengan bimbingan kitab suci manusia berupaya untuk mendudukkan rahsa (sebagai tahap awal dari Dzat Allah) di singgasananya (Kang Jumenengaken Roso Sejati) supaya Tinarbuko (berfungsi secara spiritual).

Dibawah ini ada beberapa langkah-langkah yang harus dijalankan oleh setiap manusia bila menginginkan kebahagiaan didunia sebagai jalan menuju kebahagiaan diakherat kelak:

1. Menjaga akhlak dan moral (Rahayu ing Budhi)
2. Mencegah untuk berlebihan dalam makanan.
3. Sedikit tidur
4. Sabar dan tawakal dalam hati.
5. Menerima segala kehendak dan takdir Tuhan.
6. Selalu mensyukuri takdir Tuhan.
7. Mengasihi fakir dan miskin.
8. Menolong orang yang kesusahan.
9. Memberi makan kepada orang yang lapar.
10. Memberi pakaian kepada orang yang telanjang.
11. Memberikan payung kepada orang yang kehujanan.
12. Memberikan tudung kepada orang yang kepanasan.
13. Memberikan minum kepada orang yang kehausan.
14. Memberikan tongkat penunjuk kepada orang yang buta.
15. Menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat.
16. Menyadarkan orang yang lupa dan salah
17. Membenarkan ilmu dan laku orang yang salah.
18. Mengasihi dan memuliakan tamu.
19. Memberikan maaf kepada kesalahan dan dosa sanak-saudara, dan semua manusia.
20. Jangan merasa benar, jangan merasa pintar dalam segala hal, jangan merasa memiliki, merasalah bahwa semua itu hanya titipan dari Tuhan yang membuat bumi dan langit, jadi manusia itu hanyalah sudarma (memanfaatkan dengan baik dengan tujuan dan cara yang baik pula). 


Dalam memahami 20 ajaran tersebut,hendaknya jangan terjebak dalam segi kontekstualnya saja, namun hendaknya diselami dengan segenap nalar dan rasa bathin.
Manusia terdiri dari beberapa unsur penting yang dapat menunjang untuk keselarasan,keserasian dan keseimbangan dalam dirinya untuk menjalani kehidupan menuju kebahagiaannya.
Dimana unsur ini yang menjadi dasar manusia untuk selalu berusaha mensucikan dirinya dari segala hal yang buruk/negatif,sebagaimana hakekat dari berwudlu sebelum kita melaksanakan sholat,yaitu untuk mensucikan diri yang meliputi unsur lahir dan bathin.Tujuan pensucian diri adalah untuk perbaikan akhlaq,yaitu akhlaq kita kepada Sang Pencipta,akhlaq terhadap diri sendiri,akhlaq terhadap sesama manusia dan akhlaq terhadap alam semesta.
Sebagaimana Allah SWT berfirman ;

"Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh  dan janganlah ia mempersekutukan apapun dalam beribadat kepada Tuhan ". (QS.Al-Kahfi: 110)

"Sesungguhnya berbahagialah orang yang mensucikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya".(QS.Asy-Syams: 9-10).

Wujud dari amal sholeh seseorang terlihat dari akhlaqnya,dan bentuk mempersekutukan Tuhan karna dorongan  hawa nafsu sehingga menimbulkan perbuatan atau pada akhlaq yang menyimpang/buruk.
Dan inti dari perbaikan akhlaq ialah membersihkan qalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah hingga hati menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat menerima Nur Illahi,sehingga akan tercapailah sebuah kebahagiaan yang hakiki,dimana ia akan selalu merasa kebersamaan dan kedekatan serta kerinduan kepada Allah SWT.

Beribadah dalam kehidupan dengan tujuan yang murni,ikhlas kepada Tuhan ada beberapa hal yang dapat dijadikan sandaran/pegangan kita,yaitu : 


1. Ibadah Raga/Jasad (Sembah Raga)

Sembah raga adalah beribadah/menyembah Tuhan dengan mengutamakan gerak laku badaniah atau amal perbuatan yang bersifat lahiriah. 
Cara bersucinya sama dengan sembahyang biasa, yaitu dengan mempergunakan air (wudlu). Ibadah ini yang biasa dikerjakan lima kali sehari semalam(Sholat). 

Sembah raga merupakan langkah pertama dari empat sembah yang merupakan perjalanan hidup yang panjang sebagai orang yang magang laku (calon pelaku atau penempuh perjalanan hidup kerohanian).

Meskipun sembah raga lebih menekankan gerak laku badaniah, namun bukan berarti mengabaikan aspek rohaniah, sebab orang yang magang laku selain ia menghadirkan seperangkat fisiknya, ia juga menghadirkan seperangkat aspek spiritualnya sehingga ia meningkat ke tahap kerohanian yang lebih tinggi.


2. Ibadah Qolbu (Sembah Hati)

Apabila sembah raga menekankan penggunaan air untuk membasuh segala kotoran dan najis lahiriah, maka sembah qalbu menekankan pengekangan hawa nafsu yang dapat mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggaran dan dosa. (Bersucinya tanpa air).
Lakunya sabar,ikhlas,tawakal dan selalu berusaha menyucikan diri,mudah memberi maaf dan taat pada Sang Pencipta.

Imam Al-Ghazali membagi Thaharah (bersuci) menjadi empat tingkat; 
- Membersihkan hadats dan najis yang bersifat lahiriah. 
- Membersihkan anggota badan dari berbagai pelanggaran dan dosa. 
- Membersihkan hati dari akhlaq yang tercela dan budi pekerti yang hina. 
- Membersihkan hati nurani dari apa yang selain Allah. 
Dan yang keempat inilah taharah pada Nabi dan Shiddiqin.

Jika thaharah yang pertama dan kedua menurut Al-Ghazali masih menekankan bentuk lahiriah berupa hadats dan najis yang melekat di badan yang berupa pelanggaran dan dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh. Cara membersihkannya dibasuh dengan air. Sedangkan kotoran yang kedua dibersihkan dan dibasuh tanpa
air yaitu dengan menahan dan menjauhkan diri dari pelanggaran dan dosa.

Thaharah yang ketiga dan keempat juga tanpa menggunakan air. Tetapi dengan membersihkan hati dari budi jahat dan mengosongkan hati dari apa saja yang selain Allah.


3. Ibadah Jiwa (Sembah Jiwa)

Sembah jiwa adalah sembah kepada Allah SWT dengan mengutamakan peran jiwa. Jika sembah Qalbu mengutamakan peran qalbu,maka sembah jiwa lebih halus dan mendalam dengan menggunakan jiwa atau al-Ruh.
Sembah ini hendaknya diresapi secara menyeluruh tanpa henti setiap hari dan dilaksanakan dengan tekun secara terus-menerus dengan menundukkan hawa nafsu buruk.

Cara bersucinya tidak seperti pada sembah raga dengn air wudlu atau mandi, tidak pula seperti pada sembah Qalbu dengan menundukkan hawa nafsu, tetapi dengan selalu waspada dan ingat/dzikir kepada keadaan alam baka/kematian/langgeng).

Sembah jiwa menekankan pengisian seluruh aspek jiwa dengan dzikir kepada Allah serta mengosongkannya dari apa saja yang selain Allah.


4. Ibadah Rasa (Sembah Rasa)

Sembah rasa ini berlainan dengan sembah-sembah yang sebelumnya. Ia didasarkan kepada rasa cemas. Sembah yang keempat ini ialah sembah yang dihayati dengan merasakan intisari kehidupan makhluk semesta alam.

Sembah rasa berarti menyembah Tuhan dengan menggunakan alat bathin yang merupakan intinya ruh. Dan sebagai alat bathin yang paling dalam dan paling halus, disebut juga sebagai Sirr Qolbi atau Telenging Qalbu (lubuk hati yang paling dalam) atau disebut wosing jiwangga (inti ruh yang paling halus).

Pelaksanaan sembah rasa itu tidak lagi memerlukan petunjuk dan bimbingan guru seperti ketiga sembah sebelumnya, tetapi harus dilakukan sendiri dengan kekuatan bathinnya,yaitu harus selalu  "bisa merasakan dan tidak merasa bisa.''

Di sini, dituntut kemandirian, keberanian dan keteguhan hati dari setiap pribadi, tanpa menyandarkan kepada orang lain. Kejernihan bathiniyahnya yang menjadi modal utama..

Sifat sembah rasa sungguh sangat mendalam, tidak dapat diselami dengan kata-kata, tidak dapat pula dimintakan bimbingan guru. Oleh karena itu harus mengusahakannya sendiri dengan segala ketenangan, kejernihan bathin dan kecintaan yang mendalam untuk melebur diri di muara samudera luas tanpa tepi dan berjalan menuju kesempurnaan pada Illahi. 


Namun jarang sekali orang yang sanggup sampai pada lautan samudera-NYA
Jika Dzat Allah sudah Tinarbuko/Tajalli (berfungsi secara spiritual) maka akan menimbulkan kerinduan 
kepada  Dzat Allah yang ada pada orang-orang lain.

Imam Al-Ghazali menerangkan : "Bahawa Tajalli itu ialah terbuka Nur cahaya yang ghaib bagi hati seseorang dan sangat mungkin yang dimaksudkan dengan Tajalli adalah Mutajalli yaitu Allah SWT ".

Apa yang ada di Anda juga ada pada Saya
Yang ada di Saya juga ada pada Anda
Yang ada di Saya sudah terbuka
Yang ada di Anda juga berkeinginan untuk terbuka
Supaya nantinya jika sudah kembali, ingin berada di sisi Tuhan


Termasuk Nafsu Daging / Nafsu Makanan : amarah.
Termasuk Nafsu Darah / Nafsu Keinginan : keserakahan, nafsu balas dendam, ilmunya untuk negatif.
Termasuk Nafsu Perut : nafsu syahwat, nafsu makanan.

Mati Nafsu Daging itu sudah tidak ada nafsu keinginan duniawi.
Mati Nafsu Darah itu sudah tidak ada keinginan akan suatu makanan tertentu,cukup makan apa adanya.
Matinya Nafsu darah akan membuat orang punya daya Kuat Angkat Junjung Derajat (bisa mengangkat manusia dari kegelapan).
Jika dilatih maka maksudnya adalah untuk bertemu dengan Tuhannya.

Tempat-tempat nafsu yang harus diperhatikan :

1. Hidung.
2. Mulut.
3. Mata.
4. Kuping.
5. Tenggorokan.
6. Ulu hati.
7. Pusar.
8. Di bawah pusar.
9. Dekat dubur.
10. Kepala.
Antara 1 - 4 harus benar-benar dijaga.


Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"