Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dalam masyarakat Jawa dikenal banyak falsafah hidup,diantaranya;
1. NGONO YO NGONO NING OJO NGONO
Maksudnya mengarahkan hidup ,agar bisa menyesuaikan diri,dan bisa ANGON MANGSA
,hendaknya dalam pergaulan bisa menempatkan ruang dan waktu.Jangan asal nyeplos (asbun) dan bertindak.
2. SEJE KULIT SEJE ANGGIT
Maksudnya setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda.
3. SEJE UWONG SEJE OMONG
Maksudnya setiap orang berbeda apa yang dikatakan/ yang dipikirkan. Jadi dalam hidup harus bisa menghargai dan mengerti terhadap orang lain,adalah sikap hidup yang bijaksana. Orang lain memiliki kejiwaan yang patut dipertimbangkan,sehingga dalam bergaul bisa KARYENAK TYASING(membuat enak hati sesama/tidak menyakiti).
4. SANGKAN PARANING DUMADI
Maksudnya, bahwa suatu sikap hidup yang bertujuan untuk mencari suatu kesempurnaan hidup melalui PANGAWIKAN (ngelmu) sangkan paraning dumadi dan manunggalih Kawulaning Gusti.Falsafah ini mengandung artian juga bahwa manusia harus berhati-hati dalam menjalani hakekat hidup.
SUNAN KALIJAGA pernah memberikan pesan secara tersirat dalam sebuah tembang Dhandanggula,yaitu;
''urip iku neng donya tan lami...
upamane jebeng menyang pasar...
tan langgeng neng pasar bae...
tan wurung nuli mantuk...
mri wismane sangkane nguni...
ing mengko aja samar, sangkan paranipun...
ing mengko padha weruha...
yen asale sangkan paran duk ing nguni...
aja nganti kesasar...
Terjemahnya; '' Dalam hidup di dunia ini tidak akan lama,ibarat manusia pergi ke pasar,akan segera kembali ke rumah asalnya tadi, karena itu jangan sampai ragu-ragu tehadap asal-usulnya, agar jangan sampai salah jalan'' Secara singkat, pesan ini mau menunjukkan bahwa di dunia ini hanya sekedar mampir ngombe (singgah untuk minum), karena suatu saat akan kembali kepada Tuhan.
5. MANUNGGALIH KAWULANING GUSTI
Falsafah ini termasuk falsafah kunci dalam kehidupan manusia.Manusia harus mendekatkan dirinya kepada Tuhan,manusia dan Tuhan haruslah jumbuh.Manunggalih kawulaning Gusti akan menciptakan ketenangan batin dan lewat inilah akhirnya ditemukan sebuah keharmonisan antara manusia dengan Tuhan.
Tujuan hidup manusia adalah bersatu dengan Tuhan.Namun,yang perlu diingat bahwa Tuhan tetap Tuhan begitu pula manusia tetap manusia.
Manunggalih Kawulaning Gusti merupakan suatu perwujudan sikap manembah.Manembah adalah menghubungkan diri secara sadar,mendekat,menyatu dan manunggal dengan Tuhan.Konsep ini berarti bahwa Tuhan bersemayam dalam diri manusia.Menurut pandangan kejawen,pada hakekatnya,manusia sangat dekat dengan Tuhan.Hanya karena ulah dan tindakan manusia itu sendiri,suatu ketika,jarak antara Tuhan dan manusia menjadi sangat jauh atau ada batasnya.Ini menjadi tugas manusia untuk senantiasa mendekat dan atau menyatu dengan Tuhan agar mendapat anugerahNya. Manunggalih kawulaning Gusti merupakan suatu pengalaman dan bukan suatu ajaran. Pengalaman ini bisa terjadi secara subjektif atau dalam bentuk kolektif.Hal ini dapat diperoleh melalui jalan laku konsentrasi,pengendalian diri,pemudharan (kebebasan batin dari dunia inderawi),menguasai ngelmu sejati dan tahu hakikat hidup.
6. MEMAYU HAYUNING BAWANA/KHALIFAH
Memayu hayuning bawana berarti watak dan perbuatan yang senantiasa mewujudkan dunia selamat,sejahtera dan bahagia. Seharusnya manusia berbuat untuk kepentingan sesamanya dan orang banyak bukan didorong oleh keinginan individual.Oleh karena itu,hendaknya manusia berperilaku ke arah ketenteraman hidup dan bukan konflik terus menerus.Sikap dan perilaku manusia Jawapun perlu dilandasi kehendak untuk menghiasi dunia dan bukan merusak tatanan dunia.Ini artinya memayu hayuning bawana berarti juga bagaimana manusia menjaga perdamaian dunia.
Walaupun demikian, pengertian memayu hayuning bawana bukan berarti tidak hanya tidak perang saja, atau kalau sekarang tidak hanya sekedar doktrin politik luar negeri bebas aktif untuk menjaga perdamaian dan ketertiban dunia. memayu hayuning bawana berarti lebih dari itu. Ini karena,memayu hayuning bawana tidak lepas dari aspek kewajiban luhur dan sikap hidup manusia.Hakekat hidup tidak akan lepas dari upaya berbuat baik terhadap sesama.Sikap semacam ini,tergolong perilaku yang terpuji karena mampu menghiasi dan memperindah dunia.Ketenteraman dan kedamaian adalah dasar kemuliaan hidup,dunia sekitar manusia adalah ciptaan Tuhan yang patut dihiasi dengan perbuatan baik.
7.SAK BEGJA-BEGJANE UWONG KANG BEGJO,ISIH BECIK UWONG KANG ELING LAN WASPODO(Sebaik-baiknya/sebahagia-bahagianya orang yang baik/bahagia adalah orang yang selalu INGAT dan WASPADA)
Maksudnya kita sebagai manusia diharapkan untuk selalu ingat dengan Sang Pencipta saat kita masih dikaruniai kemampuan bernafas. Selalu SADAR DIRI bahwa kita hidup bukan untuk di dunia saja tapi masih ada kehidupan yang kekal setelah ini.Selain itu bahwa kita hendaknya selalu WASPADA dengan apa yang akan terjadi. Jadi bisa diartikan,selalu siapkanlah hati untuk menghadapi apapun yang terjadi. Janganlah terlalu gembira apabila ada mendapat kebahagiaan, bukan berarti tidak boleh merasa senang tapi janganlah terlalu larut dalam kebahagiaan sehingga melupakan siapa diri kita. Juga ketika kita mendapat kesusahan, selalu siapkan mental bahwa kehidupan tidak selalu dalam keadaan yang mapan,roda kehidupan berputar.
8.OJO DUMEH (jangan mentang-mentang)
Maksudnya sekali berkuasa dan memiliki wewenang jangan sewenang-wenang menggunakan yang dimiliki. Kekuasaan dan kewenangan yang diperoleh dari yang lebih berwenang harus digunakan demi kepentingan orang banyak dengan memperhatikan kepentingan dan perasaan orang lain. Orang yang biasa sewenang-wenang dalam menggunakan kekuasaan dan kewenangannya, akan dikucilkan dan bahkan dituntut secara hukum jika tidak lagi memegang kekuasaan.
9.AJINING DIRI GUMANTUNG KEDALING LATHI
Maksudnya bahwa penilaian seseorang terhadap orang lain tergantung kemampuannya dalam mengolah perkataan. Lathi berarti lidah, kedal berarti gerak, sehingga kedaling lathi berarti gerakan lidah atau dapat di artikan sebagai ucapan yang keluar dari mulut seseorang. Ajining diri berarti nilai keluhuran kepribadian atau martabat. Seorang yang berbudi pekerti luhur selalu menjaga semua kata-kata yang diucapkan agar selalu sopan, teratur, tidak menyakiti orang lain. Penilaian dari orang lain terhadap seseorang akan banyak bergantung pada apa yang diucapkan. Orang selalu berkata sesuai dengan fakta dengan cara yang sopan, tidak menyebabkan orang lain tersinggung akan memiliki martabat yang tinggi di masyarakat, sebaliknya orang yang sering berkata tidak benar akan direndahkan martabatnya.
10.BISO RUMONGSO,OJO RUMONGSO BISO(Bisa merasa,tapi jangan merasa bisa)
Maksudnya dalam hidup ini kita harus selalu dapat merasa dan menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam diri kita sehingga masih banyak yang perlu dipelajari. Karena selalu ada orang lain yang lebih mampu. Kita seharusnya mau belajar dari orang lain tersebut agar kita dapat menjadi orang yang arif dan bijaksana. Sebaliknya jika seseorang telah merasa bisa maka ada kecenderungan menganggap bahwa kemampuan orang lain masih dibawahnya dan menganggap segala sesuatu gampang sehingga ada kecenderungan kurang serius menanganinya. Dengan kata lain seseorang yang 'bisa rumongso' akan cenderung rendah hati dan peka diri dengan lingkungan, dengan demikian akan mudah diterima dan dihargai dalam pergaulan. Sebaliknya orang yang 'rumongso bisa' akan cenderung sombong dan sifat sombong akan mendatangkan perasan tidak senang pada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"