content top



RASA RUHANI

UNTUK MENGGAPAI NAFSU MUTHMAINAH


Cara termudah untuk mendapatkan rasa ruhani dengan cara diam "melihat ke dalam diri" dengan memperhatikan keluar masuknya nafas sehingga bisa membedakan rasa ruhani. Tetapi sebelumnya harus memahami dulu diri pada rasa fisikal, rasa jiwa/an nafs dan rasa ruh.

Rasa fisikal/jasmani/jism itu seperti panas-dingin, hangat-sejuk, manis-pahit, puas-dahaga, luas-sempit, terjaga-mengantuk, rasa jasmani ini hadir secara alamiah dan tak perlu diplejari.
"Mereka itu seperti binatang ternak,bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang yang lalai. (Qs.Al A'raf:179)

Rasa nafsani/emotional/jiwa : ini paling sering dialami karena berhubungan dengan orang lain, ini yang memainkan rasa bahagia - sedih, sayang - benci, berani - takut, rindu - cemburu, tenang - gelisah, indah - jelek, lapang dada- kecil hati. Rasa kemanusiaan tidak memiliki perekat yang kuat di dalam diri sehingga ia mudah berubah, seiring dengan perubahan waktu.

"Positif (Taqwa) - negatif (fujur)", (Qs.As Syam : 8-9)

Rasa yang dipengaruhi oleh faktor luar diri ini bisa melalui musik, suara, orasi, muhasabah) dan ini adalah bagian dari rasa kemanusiaan.

Rasa Ruhani (spiritual) : yang selalu bersifat positif sehingga kita tawadhu, sabar, ikhlas, syukur, yakin, tawakal, ridha dan khusyu.

Setelah memahami perbedaan rasa-rasa tersebut, dzikirkan melalui dzikir lisan (berhuruf dan bersuara), dzikir qalbu (berhuruf, tanpa suara) dan dzikir sir/dzikir ruh (dzikir tanpa huruf, tanpa suara).

Metode menumbuhkan rasa ruhani : Dzikir jahr -> dzikir qolbu -> Dzikir Sir -> Hudhur al Qalb.

Tahapannya : Penyerahan (taslim) -> menikmati (tana'um) -> aplikasi (tathbiq)
Caranya, aktifkan ruhani kita. Biasakan kontemplasi muraqabah dengan dzikir sirri. dzikir sirri ini dzikir tanpa suara dan tanpa huruf, rasakan keberadaan Tuhan melalui imijinatif,perhatikan keluar masuknya nafas,melalui ini akan terasa getar dan kehangatan pada dada (ada efek fisikal).

Penyerahan :
Penundukan diri kepada Tuhan -> mengakui kelemahan diri -> istighfar (permohonan ampun) -> menyadari setiap tarikan dan hembusan nafas.

Menikmati :
Merasakan nikmat sepenuh hati -> memandang ke dalam -> syukur dan pujian -> memohon kelanggengan

Aplikasi :
Arahkan hidup dengan lurus dan istiqomah, penuh kebaikan pada sesama menuju Ilahi Robbi -> pandangan dan gerak -> langkah dan komunikasi -> permohonan dan sholat -> efeknya sholat jadi khusyu,sabar,tawadhu,ikhlas,tawakal,dan merasakan kehadiran Tuhan dalam diri (ihsan).

Hasilnya berupa :

1.Fisik :
Membangkitkan syaraf yang lemah,melancarkan peredaran darah, memperbaiki pernafasan
dan membangkitkan energi tubuh.

2.Jiwa :
Menumbuhkan rasa tenang, tentram, sejuk, damai dan indah dalam jiwa, mengobati insomnia, menghilangkan rasa kesal, marah dan kecewa, takut, cemas dan dendam.
3.Ruhani :
Meningkatkan rasa syukur, sabar, tawadlu, ikhlas dan khusyu, serta merasakan kehadiran Tuhan dalam diri.



1 komentar:

abdi mengatakan...

Ijin share....sebagian artikel ya pak....

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"



Semua Manusia akan rusak,kecuali yang Berilmu... Orang yang berilmu pun akan rusak ,kecuali orang yang beramal... Orang yang beramal juga akan rusak ,kecuali orang yang Ikhlas (Imam Al-Ghozali)