content top



DAHSYATNYA ALHAMDULILLAH

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sebagai ucapan rasa syukur atas nikmat dari Allah SWT sering kita ucapkan kalimat ALHAMDULILLAH. Sebab bersyukur adalah kewajiban makhluk kepada Sang Pencipta atas segala anugerah kehidupan yang tiada terhitung dialam semesta ini.


"...dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)

Tetapi sebagai makhluk yang lemah,kita semua terkadang hanya mengucapkan sebatas di lidah saja tidak meresap ke dalam hati ,apalagi terwujud dalam perilaku nyata. Oleh karena itu kebanyakan manusia bersifat kufur, munafik dan penjilat,mengapa demikian?


Alasan secara nyata/fakta karena kebanyakan manusia ketika berhadapan dengan manusia lain sering berkata baik,mengucapkan terimakasih tetapi hanya ketika dihadapan orangnya saja,bahkan memberi janji yang menggiurkan,namun setelah orang tersebut berlalu dari hadapannya atau setelah selang sekian waktu maka baik secara ucapan,rasa dihati bahkan perbuatannya tidak mencerminkan terhadap apa yang diucapkan semula,hal ini bisa disebabkan berbagai faktor dalam kehidupan.Ketika manusia berbohong atau berkhianat kepada sesama makhluk ciptaan-Nya,berarti dia juga telah berkhianat kepada Penciptanya.


Secara sadar atau tidak sadar seringkali kita terjebak dalam  hal sepele,ketika kita menerima nikmat yang tampak oleh indera dari Sang Maha Pengasih,maka secara spontan kita akan bersyukur dengan mengucapkan ALHAMDULILLAH. Tetapi apakah ketika kita mengucapkan Alhamdulillah benar-benar bisa sampai kepada Sang Maha Pengasih,karna kita selalu lupa terhadap nikmat yang tidak tampak oleh indera?

Dari  sinilah marilah kita berusaha untuk berpikir sejenak  dan memahami makna sebenarnya dari ALHAMDULILLAH.

Lafadz "ALHAMDU" merupakan kalimat isim (kata benda),yang berasal dari kata "HAMDU", sebagai bentuk mashdar dari fi’il (kata kerja) HAMIDA / YAHMADU / HAMDAN. 
HAMDU berarti pujian yang  menunjukan  hasil suatu perbuatan dalam arti yang spesifik,bisa saja hanya melalui ucapan,hanya melalui hati atau hanya melalui perbuatan.

Namun ketika HAMDU ditambah huruf ALIF LAM,maka bersifat universal / ISTIGHRO' yang memiliki arti SEGALA PUJI yang merupakan kesatuan dari ucapan,hati,perbuatan yang dimaksudkan kepada Dzat,Sifat,Asma,Af'al-Nya yang terdiri dari seluruh makhluk ciptaan-Nya.


Kata "PUJI"  jangan diartikan seperti dalam makna umum "SANJUNGAN" karna Sanjungan hanyalah sesuatu yang terlihat oleh indera dan berlaku pada makhluk yang terlihat  baik,indah,tampan,cantik,pandai,luar biasa,dll.
Sebab Puji yang terlihat oleh indera akan menimbulkan ke-egoan,kesombongan dan merasa lebih tinggi/lebih hebat  dari orang lain.
 

Untuk memahami arti Alhamdulillah,kita pahami dari arti kata PUJI,yang akan saya deskripsikan dalam sebuah contoh dibawah ini :


-Ketika para petani menanam padi disawah,mulai dari mengolah tanah,memberi pupuk,membersihkan dari rerumputan/tanaman pengganggu yang lain,dalam hal ini ia sedang melakukan PUJI, dan ketika padi berkembang,lalu berbuah  hingga dipanen,kemudian berubah menjadi beras,dimasak menjadi nasi/makanan olahan lainnya yang kemudian dimakan oleh manusia sehingga memberikan manfaat menjadi daging,tulang,sumsum,darah,otot yang memberi kekuatan untuk hidup, maka PADI tersebut juga telah  melakukan PUJI untuk manusia. 


-Atau lebih mudahnya adalah PUJI bagi diri pribadi,seluruh anggota tubuh manusia hidup, mulai dari sel-sel,jaringan dalam tubuh hingga membentuk satu kesatuan tubuh adalah wujud dari saling puji antar bagian-bagian organ tubuh,dan wujud puji manusia bagi tubuhnya yaitu dengan merawat dan menjaganya agar dalam keadaan baik dan berfungsi sesuai dengan fungsinya secara normal serta menggunakannya dengan baik.


Dari contoh diatas merupakan wujud PUJI yang pada hakekatnya adalah PUJI kepada ALLAH SWT,yang menjadi sumber HIDUP melalui  semua makhluk ciptaan-NYA. 


"Dialah Allah, Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."  (QS. Al-Hasyr  : 24)



DZAT = DIALAH ALLAH
AF'AL= YANG MENCIPTAKAN DAN YANG MENGADAKAN
SIFAT= YANG MEMBENTUK RUPA
ASMA= YANG MEMPUNYAI NAMA-NAMA YANG PALING BAIK



Sehingga secara keseluruhan Puji meliputi dzat,af'al,sifat dan asma sebagai realisasi hidup,dan ruang lingkup hidup tersebut merupakan suatu sistem rotasi atau suatu ekosistem yang kompleks dalam kehidupan semua makhluk yang saling melengkapi dan memberi manfaat.


Ketika ALLAH SWT  Berfirman,"...Bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan dibumi..." 


Maka secara hakekat kita sebagai makhluk yang terbatas kemampuannya tidak akan mengetahui bagaimana cara bertasbihnya makhluk yang lainnya,sebab kita tidak mengetahui bahasa binatang,tumbuhan,batu,tanah,api,angin,dll.
Kecuali orang tertentu yang terpilih oleh ALLAH SWT untuk bisa memahami bahasa mereka,seperti para Nabi.


Namun dari segi ilmu pengetahuan dapat kita pahami dari contoh sebuah TASBIH yang biasa digunakan untuk media hitungan jumlah wirid.


Tasbih berbentuk lingkaran dan memiliki jumlah biji pokok : 3 x 33 = 99
Apabila 9 + 9 = 18   begitu juga apabila   9 x 9 = 81  


Dari hitungan tersebut baik secara dijumlah ataupun dikalikan akan tetap menghasilkan angka 1 dan 8 .
Maka angka yang TINGGI adalah 8, ternyata bukan 9, sebab angka 9 adalah angka TERTINGGI,yaitu angka kedekatan dengan SANG PENCIPTA.
Angka 8 adalah angka yang kontinyu/tidak terputus dan  tetap berputar pada garis jalurnya/garis orbitnya,sama halnya dengan unsur atom yang terdiri dari NEUTRON,PROTON DAN ELEKTRON,dimana Elektron (-) berotasi pada orbitnya yaitu Proton (+) dan Neutron (0/Netral).
Dan semua unsur ini HIDUP dan terus mengalami pergerakan baik secara unsur tunggal maupun membentuk senyawa dengan unsur yang lainnya.


Apabila dijumlah :  1 + 8 = 9,  dan apabila dari jumlah biji tasbih dibagi maka, 99 ----> 9 : 9 = 1
Ketika tasbih diputar dalam wirid  terus-menerus hingga mencapai putaran 360 derajat,diharapkan agar mencapai puncak kedekatan  Tertinggi dengan SANG MAHA PENCIPTA yaitu yang SATU tiada DUANYA (ESA).


Dari sistem pergerakan yang kontinyu/terus-menerus inilah ,yang secara harfiah/tidak mutlak disebut dengan bertasbihnya makhluk lain  yang bertujuan pada PUJI. 



Maka secara garis besar, PUJI dibagi menjadi 4 macam,yaitu :



1.Puji Qodim alal Qodim,adalah Hidup,yang ada pada zaman azali (yang tiada permulaan) yaitu Dzat hidup yang menjadi sumber hidup, yang kemudian dengan sifat Rahman-Rahim-Nya membuat ciptaan berupa makhluk yang diberikan hidup yang berasal dari hidup-Nya.


2.Puji Qodim alal Hadis,yaitu makhluk yang hidup/dihidupkan-Nya.Dimana semua makhluk yang dihidupkan-Nya bertujuan untuk saling melengkapi,mengisi,memberi manfaat dalam satu kesatuan kehidupan(Ekosistem) yang saling berinteraksi dan membutuhkan.Sehingga melahirkan suatu Puji yang disebut dengan Hadis alal hadis (Sesama Makhluk Ciptaan-Nya).


3.Puji Hadis alal hadis,yaitu Ruang lingkup Kehidupan dalam ekosistem/perputaran dan saling berinteraksinya semua makhluk  dialam semesta yang memiliki fungsi dan manfaat sesuai peruntukkannya.


4.Puji Hadis alal Qodim ,adalah  puncak tujuan semua makhluk yang terlahir dari HIDUP,berpusat kepada HIDUP dan menuju kepada HIDUP sebagai  wujud syukur dengan Iman,taqwa,sabar,qana'ah,dll.




KESIMPULAN

 

1.ALHAMDULILLAH  adalah kalimat  syukur yang memiliki makna yang dalam,luas  dan tak terbatas


2.ALHAMDULILLAH adalah wujud perilaku makhluk yang tujuan akhirnya kepada Sang Pemberi Hidup untuk saling berinteraksi dalam kehidupan dalam manfaat dan kebaikan.


3.ALHAMDULILLAH adalah perwujudan dari perilaku diri/Af'al/amal perbuatan kepada Sang Pemberi Hidup,dan makhluk lainnya  yang meliputi seluruh alam semesta.


4.ALHAMDULILLAH adalah Puncak segala kenikmatan dan tujuan Hidup  


"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. Sebagaimana bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal shaleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik." (QS. Al-Kahfi  : 1-2)


Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik dzikir adalah Laa ilaha illallah, dan sebaik-baik doa adalah Alhamdulillah.” (HR.At-Tirmizi)










0 komentar:

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"



Semua Manusia akan rusak,kecuali yang Berilmu... Orang yang berilmu pun akan rusak ,kecuali orang yang beramal... Orang yang beramal juga akan rusak ,kecuali orang yang Ikhlas (Imam Al-Ghozali)