content top



SYAIR SUFI



Para sufi seringkali menggunakan metafora pengalaman batin mereka dengan sejumlah syair yang teramat indah, mengingat, syathahat atau kata-kata jadzabiyahnya sulit diuraikan dengan bahasa formal. Di bawah ini sejumlah contoh yang digunakan oleh Abul Qasim al-Qusyairi dalam menjelaskan sejumlah terminologi tasawuf melalui beberapa syair:




Waktu


Setiap hari ia lewat merengkuh tanganku
Memberikan sesal dalam hatiku
Kemudian berlalu.


Seperti penghuni neraka
Jika kulit-kulitnya terpanggang 
Kembali pula kulit-kulit itu
Untuk sebuah derita panjang
Bukanlah orang mati itu istirahat seperti mayat
Kematian adalah mati kehidupannya....(Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq)


Haal


Kalau tidak menempati, pasti bukan Haal
Setiap yang menempati pasti hilang
Lihatlah bayangan sampai ujungnya
Berkurang ketika ia memanjang......
Aku datangi...
Aku tak mengerti....
Dari mana...
Siapa Aku...
Melainkan yang dikatakan orang-orang pada diriku
Pada jenisku
Aku datangi jin dan manusia
Lalu tak kutemui siapa pun
Lantas kudatangi diriku....


Tiba-tiba bisikan halus dalam kalbuku...
Amboi, siapakah yang tahu sebab-sebab yang lebih luhur wujudnya
Toh ia bersukaria dengan kehinaan yang sesat dan dengan manusia
Kalau engkau dari kalangan sirna yang hakiki
Pastikan engkau ghaib dari semesta, arasy dan kursy
Padahal dirimu jauh dari Haal bersama Allah
Jauh dari berdzikir
Lebih pada Jin dan Manusia......(Abu Said al-Kharraz) 




Wujd (Ekstase)


Gelas yang dibasahi air
Karena cemerlang beningnya
Lalu mutiara yang tumbuh dari bumi emas
Sementara kaum Sufi menyucikan karena kagum
Pada cahaya air dalam api dari anggur yang ranum
Yang diwarisi ‘Aad dari negeri Iram
Sebagai simpanan Kisra
Sejak nenek moyangnya......(Abu Bakr asy-Syibly)


Engkau wujudkan Nyata-Mu dalam rahasiaku
Lisanku munajat kepada-Mu
Lalu kita berkumpul bagi makna-makna
Berpisah bagi makna-makna pula
Jika Gaib-Mu adalah Keagungan dari lintas mataku
Toh Engkau buat serasi dari dalam yang mendekat padaku....(Junaid al-Baghdady)

 
Fana' Dan Baqa'

Ada kaum yang tersesat di padang gersang
Ada pula yang tersesat di padang cintanya
Mereka sirna, kemudian sirna dalam kesirnaan, lalu sirna total
Lalu mereka kekal, dalam kekalnya kekal dari kekaraban dengan Tuhannya.


Sadar Dan Mabuk
Kesadaranmu dari KataKu adalah sinambung
Dan mabukmu dari bagianKu
Menyilahkan teguk minuman
Tak bosan-bosan peminumnya
Tak bosan-bosan peneguknya
Menyerah pada sudut piala
Yang memabukkan jiwanya.


Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala
Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala
Ada dua kemabukan bagiku
Dan hanya dua penyesal hanya satu
Yang diperuntukan bagi mereka
Hanya untukku.
Dua mabuk kepayang
Mabuk cinta
Mabuk abadi
Ketika siuman
Segalanya bugar kembali.
Pabila pagi cerah dengan kejora citanya
Itulah keserasian
Antara kemabukan dan kesukacitaan....




Dzauq Dan Syurb


Gelas minuman adalah susuan kita
Kalau tak kita rasa tak hidup kita
Aku heran orang bicara, “Aku telah ingat Allah”
Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa?
Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas
Tuntas habis, tak puas pula dahaga....


Syair dari Thabaqat asy Syafi'iyah

Wahai Dzat Yang membuat syukurku menjadi pendek dari kekokohan-Nya,
Setiap bibir kelu bila menjunjung keluhuran-Nya
Sedang kemurahan-Nya, Tunggal tiada serupa Melampaui waktu,
Yang berlalu maupun yang akan tiba
Tiada abad yang meninggalkan-Nya
Tiada paksa yang menyentuh Nya
Tiada singkap yang menampakkan Nya
Tiada tirai yang menyembunyikan-Nya
Tiada jumlah yang mengumpulkan-Nya
Tiada kontra yang menghalangi Nya
Tiada batas yang memotong Nya
Tiada tetes yang melimpahi Nya
Tiada jagad yang membatasi Nya
Tiada mata yang memandang Nya
Dan tiada dalam angan yang dilihat untuk menyamai Nya
Keagungan Nya Azali
Tiada sirna Nya
Kerajaan Nya abadi
Tak satu pun dibutuhkan Nya. ....


Jauhkan padaku hitam legam wahai sahabatku
Bacakan surat surat doa padaku
Benar telah kami jawab bagi perintang akal penuh kepatuhan
Dan kami tinggalkan ucapan Salma dan Maya
Dan kami membuka lebar bagi pematuh syariat
Kami anjurkan pematuh hawa nafsu agar melipat dirinya.


Jangan tinggalkan bakti pada orang tua, ketahuilah pada keluarga kecil
Ada yang terkecil
Raihlah orang yang di sebelah kanannya
Bakal kau pegang tangan kanan
Engkau lihat yang kiri di sebelahnya
Engkau raih tangan kirinya.


Bila musim memberimu dengan kesedihan
Katakanlah, dengan penghinaan yang menakutinya
Sejenak akan tampak maunya
Dan selesai setiap urusannya
Allah meminumkan pada waktu ketika aku menyepi dari wajahmu
Sedang sirnanya cinta di taman sukaria tertawa
Kami menghuni masa
Sedang mata terasa sejuk
Suatu hari jadilah ciumanmu pelupuknya.


Bila engkau sesaat bersama kami tidaklah engkau bersama kami
Engkau saksikan ketika pamit berpisah
Engkau yakin di antara tetesan air mata penuh ungkapan kata kata
Engkau pun tahu di antara kata kata pun penuh air mata.


Bila keadaan keadaan jiwa menolongmu
Intailah akan sirnanya
Itu pun tak lebih dari missal pengalaman yang diberikan
Bila ucapan ucapan busuk menuju padamu
Maka, busungkan luasnya dada yang tercambuk
Dan, bersabarlah.................................................


Syair Sufi As-Sanai 

Jangan membicarakan kepiluanmu-karena Dia yang berbicara.
Jangan mencari-Nya-karena Dia yang mencari.
Dia bahkan merasakan sentuhan kaki semut;
Bila batu di bawah air bergerak
Dia mengetahuinya.
Jika ada cacing di bebatuan
Dia tahu tubuhnya, lebih kecil dari atom.
Suara doanya, dan maksudnya yang tersembunyi,
Dia tahu melalui pengetahuan Ilahiah-Nya.
Dia memberi cacing makanannya;
Dia telah menunjukkan kepadamu jalan Ajaran....


Syair Imam Syafi'i
TIPUAN PALSU

Aku melihat tipu muslihat dunia,
tatkala ia bertengger di atas kepala-kepala manusia,
dan membincangkan manusia-manusia yang terkena tipunya.
Bagi mereka,
Orang sepertiku tampak amat tak berharga.
Aku disamakan olehnya,
dengan anak kecil yang sedang bermain di jalanan.

MENCINTAI AKHIRAT 

Duhai orang yang senang memeluk dunia fana,
Yang tak kenal pagi dan sore dalam mencari dunia,
Hendaklah engkau tinggalkan pelukan mesramu,
kepada duniamu itu.
Karena kelak engkau akan berpelukan,
Dengan bidadari di surga.
Apabila engkau harap menjadi penghuni surga abadi,
maka hindarilah jalan menuju api neraka.

RENDAH HATI

Bagaimana mungkin kita dapat sampai ke Sa’ad,
Sementara di sekitarnya terdapat gunung-gunung
dan tebing-tebing.Padahal aku tak beralas kaki,
dan tak berkendaraan.
Tanganku pun kosong dan,
jalan ke sana amat mengerikan.

TENTANG CINTA

Engkau durhaka kepada Allah,
dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya.
Ini adalah suatu kemustahilan.
Apabila benar engkau mencintai-Nya,
pastilah engkau taati semua perintah-Nya.
Sesungguhnya orang menaruh cinta,
Tentulah bersedia mentaati perintah orang yang dicintainya.
Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu,
setiap saat dan tak ada rasa syukur,
yang engkau panjatkan kepada-Nya.

KEPUASAN (QANA'AH)

Aku melihat bahwa kepuasan itu pangkal kekayaan,
lalu kupegang erat-erat ujungnya.
Aku ingin menjadi orang kaya tanpa harta,
dan memerintah bak seorang raja.

ANUGRAH ALLAH

Aku melihat-Mu pada saat penciptaanku,
yang penuh dengan anugerah.
Engkaulah sumber satu-satunya,
pada saat penciptaanku.
Hidarkan aku dari anugerah yang buruk.
Karena sepotong kehidupan telah cukup bagiku,
hingga saat Engkau mematikanku........


Syair An-Niffari 

Ia menghentikanku dalam posisi kedekatan,
dan berkata kepadaku:
Tak suatu pun lebih jauh dariku
terhadap sesuatu yang lain,
Tak satu pun lebih dekat dariku,
terhadap sesuatu yang lain,
Kecuali atas dasar hukum ketetapannya,
dalam hal kedekatan dan kejauhan,
Kejauhan diketahui dengan kedekatan,
kedekatan diketahui dengan wujud,
Akulah kedekatan yang tidak mencariku,
dan wujud yang tidak berakhir padaku.

Akulah yang dekat,
tidak seperti kedekatan sesuatu dari sesuatu,
Akulah yang jauh
tidak seperti kejauhan sesuatu dari sesuatu.
Dekatmu bukanlah jauhmu,
Dan jauhmu bukanlah dekatmu.
Akulah yang dekat yang jauh,
dekat yang adalah jauh dan jauh yang adalah dekat.
Dekat yang kau ketahui ketahui adalah jarak,
Dan jauh yang kau ketahui adalah jarak,
Akulah yang dekat yang jauh tanpa jarak,
Aku lebih dekat dari lidah terhadap ucapannya,
tatkala ia menyebut sesuatu.
Maka yang menyaksikanku tidak menyebutku,
dan yang menyebutku tidak menyaksikanku.....


Hai hamba, engkau lapar,
maka kau makan yang ada padamu dariku,
dan aku bukan darimu,
Engkau dahaga,
maka kau minum yang ada padamu dariku,
dan aku bukan darimu.
Hai hamba, setelah kau kuberi,
kau mensyukuri apa yang ada padamu dariku,
dan aku bukan darimu.

Hai hamba, katakan,
aku berlindung kepada dzatmu,
dari segala dzat yang ada,
aku berlindung kepada wajahmu,
dari segenap wajah yang ada,
aku berlindung kepada kedekatanmu,
dari kejauhanmu,
Aku berlindung kepada kejauhanmu,
dari kemurkaanmu,
aku berlindung kepada penemuanku padamu,
dari kehilanganmu..........................................






0 komentar:

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"



Semua Manusia akan rusak,kecuali yang Berilmu... Orang yang berilmu pun akan rusak ,kecuali orang yang beramal... Orang yang beramal juga akan rusak ,kecuali orang yang Ikhlas (Imam Al-Ghozali)