content top



MAKNA SHOLAT



Bismillaahirrahmaanirrahiim

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan(Kaffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah : 208).

Allah SWT menghendaki agar hamba-NYA bila memilih Islam sebagai pedoman hidupnya jangan tanggung-tanggung atau jangan setengah-setengah,tetapi harus full dan penuh keyakinan menjalankan syariat Islam sesuai denga perintah dan larangan-NYA.
Suatu perbuatan agar benar pada tempatnya haruslah selalu diawali dengan keyakinan,dimana keyakinan tidak berupa niat semata,tetapi niat yang disertai keyakinan.
Keyakinan yang kuat akan menumbuhkan kenyataan pada perbuatan,namun keraguan hanya akan menumbuhkan hayalan pada perbuatan yang jauh dari kenyataan.

Ke-Islaman seseorang diawali dari syahadatain,yang merupakan bukti,perwujudan dan keyakinan serta keikhlasan seseorang untuk memulai dan akan melaksanakan segala syariat berupa perintah dan larangan-NYA secara menyeluruh/Kaffah.

1.Kaffah/keseluruhan berarti berkeyakinan dan mengikhlaskan secara jiwa dan raganya berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai satu-satunya zat yang berhak disembah diatas segala-galanya.

2.Kaffah berarti berkeyakinan dan mengikhlaskan secara jiwa dan raganya untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia

3.Kaffah berarti berkeyakinan dan mengikhlaskan secara jiwa dan raganya untuk untuk menjaga keseimbangan alam dan berbuat kebaikan terhadap makhluk yang lainnya.

 4.Kaffah juga berarti menyelaraskan antara 4 macam kehendak,yaitu: antara kehendak aqal,kehendak hati/keyakinan,kehendak ucapan dan kehendak perbuatan/perilaku.Sebab aqal dan keyakinan hati akan terealisasi melalui ucapan dan perbuatan gerak aggota badannya.

Seluruh gerak dari kehendak inilah yang diwujudkan oleh seorang hamba di kehidupannya dalam bentuk SHOLAT,sebab SHOLAT adalah ibadah utama yang permulaan akan diperhitungkan dihari kemudian,sebagaimana sabda Rasullullah SAW ;

"Amal pertama yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah SHOLAT. Dan barangsiapa yang baik (diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak)
 shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya" (HR. At-Thabrani ).


SHOLAT secara syari'ah adalah perkataan dan perbuatan yang diawali dengan Takbir (takbiratul ihram) diakhiri dengan salam.
Sedangkan secara Hakekat, SHOLAT adalah perkataan dan perbuatan yang merupakan aplikasi/perwujudan  nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai makna dari sholat itu sendiri. 

Dalam hal ini ada perbedaan antara orang yang melaksanakan sholat dan mendirikan sholat,orang yang melaksanakan sholat dapat diartikan perkataan/perbuatan yang diawali Takbir dan di akhiri  dengan Salam. 
Tetapi orang yang mendirikan sholat lebih ditekankan pada arti sholat keseluruhan yang merupakan makna dari sholat itu sendiri.

sebagai contoh:

Seseorang yang melaksanakan kerja bangunan untuk membangun rumah,bisa saja pekerjaannya hanya membuat pondasi, mengaduk semen,menyusun bata,ngecor,dll.
Tapi apabila  seseorang yang mendirikan bangunan,maka pekerjaannya meliputi keseluruhannya dari awal sampai akhir sehingga terbentuklah suatu bangunan rumah.

Allah SWT berfirman,"Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah saja, mengikhlaskan keta'atan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar mereka MENDIRIKAN  SHOLAT dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". (QS. Al-Bayyinah:5).

Untuk mendirikan suatu bangunan tidaklah mudah tentunya harus ada bekal dan bekal tersebut adalah keyakinan,dimana dengan keyakinan kuat maka seseorang akan konsenterasi/khusyu' untuk mengejar sesuatu yang diinginkannya.Dan didalam kekhusyu'an itulah seseorang akan melakukan perbuatan yang bermanfaat demi untuk menunjang keyakinannya,sehingga menjauhkan dirinya dari hal yang tidak bermanfaat dan tidak berguna.

Allah SWT berfirman,"Beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang yang khusyu' dalam shalatnya dan yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna." (QS. Al-Mu'minun: 1-3)

Perkataan dan perbuatan seseorang yang tidak berguna sangatlah bervariasi dan beraneka warna dalam kehidupan,dimana kesemuanya itu merujuk pada perbuatan pada bisikan syetan yang menjauhkan manusia dari kebenaran dan keyakinannya,sehingga seringkali melalui perkataan dan perbuatan secara sadar atau tidak sadar manusia telah berbuat kezholiman pada diri sendiri maupun orang lain dan alam sekitarnya,sehingga apa yang ia laksanakan dalam sholat telah meruntuhkan bangunan yang akan didirikannya.

Dalam hal ini Allah SWT telah memberikan penekanan dengan sangat tegas agar diperhatikan betul-betul oleh manusia ; 

"CELAKALAH orang yang shalat, yaitu orang yang LALAI dalam shalatnya." (QS. Al-Ma'un: 4-5)

Kelalaian manusia yang sering terjadi adalah ketika sudah melaksanakan sholat,dan tidak ingat akan perintah Allah SWT untuk mendirikan sholat,dimana mendirikan lebih diutamakan untuk membentuk satu kesatuan makna dari sholat,yaitu  kenyataan/realita melalui perbuatan dalam kehidupannya. 
 

Allah SWT berfirman, "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan DIRIKANLAH SHOLAT. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari PERBUATAN KEJI dan MUNGKAR. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."  (QS.Al-'Ankabuut: 45) 


Suatu perkataan dan perbuatan yang keji adalah yang sifatnya menyakitkan perasaan/hati orang lain,dan bisa berakibat kembali pada diri kita,bila orang tersebut mendo'akan sesuatu yang jelek/buruk kepada diri kita ataupun berencana membalasnya kembali dengan perbuatannya.Akibat dari pembalasan tersebut yang dinamakan dengan Mungkar.
Sehingga secara garis besar diri kita telah berbuat dua macam kesalahan/dosa,yaitu dosa atas perkataan/perbuatan kita terhadap orang lain dan perbuatan dosa dari orang lain karena sebab ingin membalasnya dikarenakan oleh dosa yang kita lakukan terhadapnya terlebih dahulu.


Abdullah Ibnu Mas’udz berkata “Tidaklah aku menyesali sesuatu seperti penyesalanku atas suatu hari yang berlalu dengan terbenamnya matahari semakin berkurang umurku, tetapi tidak bertambah amalanku.”

Semoga bermanfaat 
Salam 


0 komentar:

Posting Komentar

"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"



Semua Manusia akan rusak,kecuali yang Berilmu... Orang yang berilmu pun akan rusak ,kecuali orang yang beramal... Orang yang beramal juga akan rusak ,kecuali orang yang Ikhlas (Imam Al-Ghozali)