Dalam proses perjalanan pencarian sebuah kehakikian akan ilmu sebagai jalan untuk mengenal sejatinya hidup dan kehidupan,pastilah setiap orang mengalami suatu berbagai macam proses yang membuat dirinya yakin dan merasakan akan ilmu yang didapatnya/dipelajarinya.
Ketika seseorang mempelajari ilmu mulai dari syareat,tarekat,hakekat hingga makrifat yang meliputi segala bidang kehidupan, semuanya itu hanyalah bersifat teori yang berfungsi sebagai wawasan dalam kehidupan. Dan teori ini berfungsi sebagai sarana penunjuk saja yang memberikan wadah kepada manusia untuk mengisinya.
Namun kebanyakan dari teori menciptakan suatu wadah yang berlobang sehingga manusia terkadang tidak mampu untuk mengisi wadah tersebut,sebab begitu wadah diisi akan keluar lagi oleh kebocoran dari wadah itu.
Fungsi ilmu sebagai cahaya / penerang manusia dikala kegelapan,ilmu mampu membimbing manusia pada jalan kebenaran,ilmu menjadikan manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk,dengan ilmu pula manusia dapat menciptakan kesejahteraan dan kehancuran dimuka bumi ini.
Dari sini saya dapat menyimpulkan bahwa sejatinya ilmu bukanlah dari teori ,teori hanya sebagai penunjang dan untuk mengingatkan/menasehati ketika manusia salah melangkah.
Apakah yang disebut sebagai ilmu sejati ?
Sejatinya ilmu yang sejati adalah ilmu yang tak berhurup dan tidak tertulis.
Mungkin agak membingungkan seperti apakah ilmu yang tak berhurup dan tak tertulis itu ?
Sebab hampir rata-rata ilmu yang kita dapat selalu tertulis,entah itu ditulis oleh orang lain ataupun oleh diri kita sendiri. Bila tidak ditulis terkadang kita lupa untuk mengingatnya kembali.
Sebab hampir rata-rata ilmu yang kita dapat selalu tertulis,entah itu ditulis oleh orang lain ataupun oleh diri kita sendiri. Bila tidak ditulis terkadang kita lupa untuk mengingatnya kembali.
Untuk ilmu-ilmu yang tertulis ini termasuk kategori makrifat teori,karna kita mengetahui suatu ilmu dari membaca atau menulis ulang kedalam buku.Dan apa yang tertulis itu belum tentu bisa terserap dan dirasakan olehnya,bahkan bisa menimbulkan pengaruh negatif yang datangnya dari dalam dan luar dirinya.
Ilmu yang tidak berhurup dan tidak tertulis merupakan satu kesatuan dan penyelarasan antara cipta,rasa dan karsa dan merupakan sesuatu yang tidak bisa diungkap dengan kalimat / mantra yang indah,sebab ilmu ini adalah gerakan antara cipta,rasa dan karsa secara murni tanpa dibuat-buat /direncanakan dan sifatnya seperti air yang mengalir yang mengisi setiap ruang kekosongan.
Allah SWT berfirman :
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
“Dan bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian ILMU dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (QS. Al- Baqarah : 282).
Kunci dari ilmu sejati adalah ketaqwa'an ,orang yang bertaqwa adalah orang yang telah mampu menyelaraskan cipta ,rasa dan karsa dalam setiap perilakunya.
Ketaqwaan akan melahirkan ketenangan dan ketentraman hati,sebab dengan ketaqwaan ,maka seseorang tidak akan pernah terlepas dari mengingat Allah.
Ilmu sejati muncul bukan karena banyaknya membaca kitab dan belajar kepada seorang guru,tetapi munculnya seiring dengan penyatuan gerak dalam keseimbangan cipta,rasa dan karsa .Hadirnya ilmu sejati kedalam diri seseorang dengan berbagai cara :
1. Melalui sesuatu yang ada didalam dirinya,yaitu dengan cara memahami gerak tiap organ yang ada diseluruh tubuhnya,sehingga membuka wahana baru tentang hakekat dirinya yang tidak bisa diungkapkan kepada orang lain/dituliskan.
2. Melalui orang lain/sesamanya, yaitu melalui suatu percakapan,tanpa disadari ketika kita berbicara kepada orang lain,dari orang tersebut kita bisa mendapatkan suatu ilmu baru yang kita sendiri susah untuk mengungkapkannya namun kita bisa memahami dan mengerti melalui hati yang berkata-kata.
3. Melalui alam sekitarnya (dari tanaman / hewan),sesungguhnya alam menyimpan berjuta misteri dan sumber ilmu yang tak terpikirkan namun pada saat kita mentafakurinya,maka secara tiba-tiba kita bisa mengetahui hakekat eksistensinya.
Bagaimanakah proses ilmu sejati ini muncul ?
Ilmu ini akan muncul bagi orang yang benar-benar mau mendengarkan dan memahami suara hati,serta berkomunikasi dengan hati,namun perlu diketahui bahwa didalam hati mempunyai dua ruang,ruang kanan dan kiri.
Ruang kanan adalah ruang malaikat ,dan malaikat mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyampaikan/mengajarkan ilham kebaikan/kebenaran.
Ruang kiri adalah ruang Syetan,dan syetan akan menyampaikan/mengajarkan kesesatan atau sesuatu yang tampak benar tapi menyesatkan.
Dalam hal inilah kejelian manusia untuk bisa berfatwa pada hatinya,dimana kunci kejelian adalah ketaqwaan,bagi orang yang bertaqwa dan menghindari segala perbuatan buruk maka suara hati akan lebih dominan pada suara Tuhan melalui para malaikat-Nya.
Ketika kondisi hati bersih ,maka disitulah Allah hendak berkata-kata mengajarkan suatu ilmu yang tidak bisa tergambarkan secara ucapan dan pemikiran.
Ketika manusia dalam kebingungan/kebuntuan suatu jalan hidup dan keilmuan ,namun ia berusaha membersihkan hatinya maka disitulah suara Allah akan membimbing kita pada tingkat pemahaman yang tidak dimiliki orang awam.
Pada hakekatnya ilmu sejati telah dimiliki oleh setiap orang ,hanya ada yang mau untuk menggali serta memahami suara Allah melalui hatinya dan ada juga yang tidak perduli dan menganggapnya hanya sebagai angin lalu.
Saya akan memberikan contoh dalam cerita pewayangan melalui tokoh BIMA/WERKUDARA.
Ketika Bima diperintahkan oleh DURNA gurunya untuk mencari ilmu sejati yang bernama SANGKAN PARANING DUMADI yang bertempat di KAYUGUNG SUSUHE ANGIN yang berada dibawah “GUNUNG CANDRA DIMUKO yang BERLOBANG DUA dasarnya ” . Bima telah berkeliling keberbagai daerah memasuki hutan,lembah,pegunungan, namun tidak menemukan tempat tersebut.
Akhir dari perjalanannya bertemulah bima dengan seorang kakek tua,dan menanyakan tempat tersebut ,namun jawaban dari kakek tua itu sangat mengejutkan bima,bahkan bima dimarahi habis-habisan !
Kakek tua : "Hai Bima ,apa sebenarnya yang sedang kamu cari?"
Bima : "Aku sedang mencari Sangkan Paraning Dumadi yang berada di Kayugung Susuhe Angin tepat dibawah gunung Candra Dimuko yang berlobang dua dasarnya”
Kakek tua : "Untuk apa kau mencarinya,hai anak bodoh?!”
Bima : "Untuk mencari ilmu sejati"
Kakek tua : "Setelah engkau mendapatkan ilmu sejati, apa lagi yang kamu cari?"
Bima : "Ketentraman".
(Kemudian kakek tua menjelaskan maksud dari yang Bima cari)
Kakek tua : "Ketahuilah hai Bima, gunung candra dimuko adalah perumpamaan :
- Gunung artinya hidung yang lobangnya ada dua,
- Candra artinya penglihatanmu,
- Muko adalah wajahmu
- Susuhe angin adalah masuk keluarnya nafasmu.
Jika kamu mengatur keluar masuknya nafasmu sambil terus-menerus mengingat Allah, maka kamu sudah melangkah kesana, dan ilmu sangkan paraning dumadi hanyalah ilmu para RAJA."
"Raja artinya adalah hatimu sendiri, sedangkan rakyatnya adalah tubuhmu, tangan sebagai menteri, kaki sebagai jenderal dan pikiran sebagai panglima.
Jika mereka bersitegang, mereka akan berperang, memaksakan kehendaknya sendiri hingga timbullah perang Barathayuda. Sekarang pergilah pulang dan carilah ilmu sejati didalam dirimu !"
Allah SWT berfirman :
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
“Dan bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian ILMU dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (QS. Al- Baqarah : 282).
Kunci dari ilmu sejati adalah ketaqwa'an ,orang yang bertaqwa adalah orang yang telah mampu menyelaraskan cipta ,rasa dan karsa dalam setiap perilakunya.
Ketaqwaan akan melahirkan ketenangan dan ketentraman hati,sebab dengan ketaqwaan ,maka seseorang tidak akan pernah terlepas dari mengingat Allah.
Ilmu sejati muncul bukan karena banyaknya membaca kitab dan belajar kepada seorang guru,tetapi munculnya seiring dengan penyatuan gerak dalam keseimbangan cipta,rasa dan karsa .Hadirnya ilmu sejati kedalam diri seseorang dengan berbagai cara :
1. Melalui sesuatu yang ada didalam dirinya,yaitu dengan cara memahami gerak tiap organ yang ada diseluruh tubuhnya,sehingga membuka wahana baru tentang hakekat dirinya yang tidak bisa diungkapkan kepada orang lain/dituliskan.
2. Melalui orang lain/sesamanya, yaitu melalui suatu percakapan,tanpa disadari ketika kita berbicara kepada orang lain,dari orang tersebut kita bisa mendapatkan suatu ilmu baru yang kita sendiri susah untuk mengungkapkannya namun kita bisa memahami dan mengerti melalui hati yang berkata-kata.
3. Melalui alam sekitarnya (dari tanaman / hewan),sesungguhnya alam menyimpan berjuta misteri dan sumber ilmu yang tak terpikirkan namun pada saat kita mentafakurinya,maka secara tiba-tiba kita bisa mengetahui hakekat eksistensinya.
Bagaimanakah proses ilmu sejati ini muncul ?
Ilmu ini akan muncul bagi orang yang benar-benar mau mendengarkan dan memahami suara hati,serta berkomunikasi dengan hati,namun perlu diketahui bahwa didalam hati mempunyai dua ruang,ruang kanan dan kiri.
Ruang kanan adalah ruang malaikat ,dan malaikat mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyampaikan/mengajarkan ilham kebaikan/kebenaran.
Ruang kiri adalah ruang Syetan,dan syetan akan menyampaikan/mengajarkan kesesatan atau sesuatu yang tampak benar tapi menyesatkan.
Dalam hal inilah kejelian manusia untuk bisa berfatwa pada hatinya,dimana kunci kejelian adalah ketaqwaan,bagi orang yang bertaqwa dan menghindari segala perbuatan buruk maka suara hati akan lebih dominan pada suara Tuhan melalui para malaikat-Nya.
Ketika kondisi hati bersih ,maka disitulah Allah hendak berkata-kata mengajarkan suatu ilmu yang tidak bisa tergambarkan secara ucapan dan pemikiran.
Ketika manusia dalam kebingungan/kebuntuan suatu jalan hidup dan keilmuan ,namun ia berusaha membersihkan hatinya maka disitulah suara Allah akan membimbing kita pada tingkat pemahaman yang tidak dimiliki orang awam.
Pada hakekatnya ilmu sejati telah dimiliki oleh setiap orang ,hanya ada yang mau untuk menggali serta memahami suara Allah melalui hatinya dan ada juga yang tidak perduli dan menganggapnya hanya sebagai angin lalu.
Saya akan memberikan contoh dalam cerita pewayangan melalui tokoh BIMA/WERKUDARA.
Ketika Bima diperintahkan oleh DURNA gurunya untuk mencari ilmu sejati yang bernama SANGKAN PARANING DUMADI yang bertempat di KAYUGUNG SUSUHE ANGIN yang berada dibawah “GUNUNG CANDRA DIMUKO yang BERLOBANG DUA dasarnya ” . Bima telah berkeliling keberbagai daerah memasuki hutan,lembah,pegunungan, namun tidak menemukan tempat tersebut.
Akhir dari perjalanannya bertemulah bima dengan seorang kakek tua,dan menanyakan tempat tersebut ,namun jawaban dari kakek tua itu sangat mengejutkan bima,bahkan bima dimarahi habis-habisan !
Kakek tua : "Hai Bima ,apa sebenarnya yang sedang kamu cari?"
Bima : "Aku sedang mencari Sangkan Paraning Dumadi yang berada di Kayugung Susuhe Angin tepat dibawah gunung Candra Dimuko yang berlobang dua dasarnya”
Kakek tua : "Untuk apa kau mencarinya,hai anak bodoh?!”
Bima : "Untuk mencari ilmu sejati"
Kakek tua : "Setelah engkau mendapatkan ilmu sejati, apa lagi yang kamu cari?"
Bima : "Ketentraman".
(Kemudian kakek tua menjelaskan maksud dari yang Bima cari)
Kakek tua : "Ketahuilah hai Bima, gunung candra dimuko adalah perumpamaan :
- Gunung artinya hidung yang lobangnya ada dua,
- Candra artinya penglihatanmu,
- Muko adalah wajahmu
- Susuhe angin adalah masuk keluarnya nafasmu.
Jika kamu mengatur keluar masuknya nafasmu sambil terus-menerus mengingat Allah, maka kamu sudah melangkah kesana, dan ilmu sangkan paraning dumadi hanyalah ilmu para RAJA."
"Raja artinya adalah hatimu sendiri, sedangkan rakyatnya adalah tubuhmu, tangan sebagai menteri, kaki sebagai jenderal dan pikiran sebagai panglima.
Jika mereka bersitegang, mereka akan berperang, memaksakan kehendaknya sendiri hingga timbullah perang Barathayuda. Sekarang pergilah pulang dan carilah ilmu sejati didalam dirimu !"
4 komentar:
perjalanan ketika bima tertelan ke dalam pusaran air yang di dalamnya hanya ada cahaya putih yg menyejukkan.. salam kenal (DANY)
sangat menarik dan saya ingin selalu mengikuti posting-posting di blog ini, salam kenal...
shukron sya dapat memahaminya
tapi mengapa kebanyakan orang sekarang
tidak tau tentang hal ini?
Merenungi dri sndiri
Posting Komentar
"Silahkan berkomentar yang baik, dan lebih mendekati pada kebenaran"